Teknik Dasar Navigasi Darat
>>PENDAHULUAN
Sebagai penggiat kegiatan alam bebas, pengetahuan tentang medan merupakan sebuah modal yang harus dimiliki. Pengetahuan penguasaan medan akan mempermudah kita untuk mencapai tujuan tertentu dan target tertentu dalam kegiatan alam bebas. Selain itu, penguasaan medan ini juga dapat berguna dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Untuk pelaksanaan tugas SAR, evakuasi, dll. Pengetahuan tentang medan ini antara lain meliputi survival, teknik hidup di alam bebas, dan navigasi darat. Selain mungkin ada bebarapa materi pendukung seperti perencanaan perjalanan, kesehatan perjalanan, komunikasi lapangan, pengetahuan geologi, pengetahuan lingkungan, dll.
>>PENGERTIAN
Navigasi darat adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya maupun pada peta. Berkaitan dengan pengertian tersebut,
>>PETA
Peta merupakan penggambaran dua dimensi pada bidang datar dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang dilihat dari atas, dan diperkecil atau diperbesar dengan perbandingan tertentu. Peta yang diperlukan untuk keperluan navigasi darat adalah peta topografi atau peta kontur. Peta topografi memetakan tempat-tempat di permukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian.
Bagian-Bagian Peta
1. Judul Peta
Merupakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta bersangkutan. Judul peta tertera di bagian atas tengah peta.
2. Nomor Peta
2. Nomor Peta
Nomor
peta merupakan nomor registrasi dari badan pembuat peta. Selain itu
juga sebagai petunjuk apabila kita memerlukan peta daerah lain di
sekitar daerah yang dipetakan tersebut. Nomor peta terdapat di sebelah
kanan atas peta.
3. Koordinat Peta
Koordinat
adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan
sistem sumbu yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus
(garis bujur dan lintang). Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 4
angka atau 6 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 4 angka,
dan untuk daerah yang lebih sempit dengan penomoran 6 angka.
4. Kontur
Merupakan
garis khayal yang menghubungkan titik-titik ketinggian sama dari
permukaan laut. Sifat-sifat garis kontur antara lain :
a. Merupakan penunjuk ketinggian tertentu (pada peta biasanya tercantum nilai ketinggiannya)
b. Garis kontur dengan ketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur lebih tinggi, kecuali untuk medan khusus seperti kawah
c. Garis kontur tidak pernah saling berpotongan
d. Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun kerapatannya berubah-ubah
e. Daerah datar memiliki kontur yang renggang, sedangkan daerah terjal memiliki kontur yang rapat
f. Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk huruf “U” yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
e. Daerah datar memiliki kontur yang renggang, sedangkan daerah terjal memiliki kontur yang rapat
f. Punggungan gunung/bukit terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk huruf “U” yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
g. Lembah terlihat di peta sebagai rangkaian kontur berbentuk “V” yang ujungnya tajam dan menjorok ke puncak
6. Skala
Merupakan perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan.
Contoh :
Contoh :
1 : 25.000 berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 25.000 cm jarak sebenarnya
1 : 50.000 berarti 1 cm jarak pada peta mewakili 50.000 cm jarak sebenarnya
7. Tahun Peta
Menunjukkan tentang tahun pembuatan peta tersebut. Semakin baru tahun peta, maka data pada peta tersebut semakin
8. Legenda Peta
Memuat keterangan-keterangan pada peta. Misalnya jalan, sungai, pemukiman, dll
>>ORIENTASI PETA
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (atau dengan kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda dipeta adalah benar. Langkah-langkah orientasi peta:
1. Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
2. Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar
3. Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya
4. ari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan
5. gat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas dari tanda medan.
Jika anda sudah lakukan itu semua, maka anda sudah mempunyai perkiraan secara kasar, dimana posisi anda di peta. Untuk memastikan posisi anda secara akurat, dipakailah metode resection.
>>RESECTION
Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik ini paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas dalam peta dan dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk latihan resection biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti kebun teh misalnya, agar tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas).
Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik ini paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas dalam peta dan dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk latihan resection biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti kebun teh misalnya, agar tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas).
Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.
Langkah-langkah melakukan resection:
1. Lakukan orientasi peta
2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah
3. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik-B2).
4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.
5. Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.
>>INTERSECTION
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai atau tidak diketahui posisinya di peta. Syaratnya, sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai atau tidak diketahui posisinya di peta. Syaratnya, sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.
Langkah-langkah melakukan intersection adalah:
1. Lakukan orientasi peta
2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
3. Bidik obyek yang kita amati
4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1-3
6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.
>>AZIMUTH - BACK AZIMUTH
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:
1. Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º
2. Jika
azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah
180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak,
diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º
Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Titik
awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan
hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula
sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.
2. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
3. Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
4. Pergi ke tanda medan
di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk
mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back
azimuth).
5. Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan
tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu
oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering
disebut sebagai sistem man to man.
>>MERENCANAKAN JALUR LINTASAN
Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun perencanaan jalur lintasan dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh anda misalnya ingin pergi ke suatu gunung, tapi dengan menggunakan jalur sendiri.
Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi, dalam menafsirkan sebuah peta topografi, mengumpulkan data dan informasi dan mengolahnya sehingga anda dapat menyusun sebuah perencanaan perjalanan yang matang. Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari transportasi sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang perencanaan pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum anda memplot jalur lintasan.
Pertama, anda harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat lain seperti resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas, dan sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.
Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika anda punya informasi tambahan lain tentang medan lintasan yang akan anda plot. Misalnya keterangan rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya. Semakin banyak informasi awal yang anda dapat, semakin matang rencana anda.
Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa macam jalur lintasan yang akan kita buat. Pertama adalah tipe garis lurus, yakni jalur lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal dan titik akhir. Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa garis lurus, tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita berbelok dengan menyesuaian kondisi medan. Yang ketiga dengan guide/patokan tanda medan tertentu, misalnya guide punggungan/guide lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel karena tidak lurus benar, tapi menyesuaikan kondisi medan, dengan tetap berpatokan tanda medan tertentu sebagai petokan pergerakannya.
Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan untuk resection dari titik-titik tersebut.
2. Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya
3. Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan
yang memadai untuk dijadikan sebagai patokan, sehingga dalam perjalanan
nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering mungkin.
4. Dalam
menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan
pergerakan vegetasi yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan
lintasan. Anda harus bisa memperkirakan hari ke berapa akan menemukan
air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya.
5. Mengingat
banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu
berdiskusi dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati
jalur tersebut sehingga resiko bisa diminimalkan.
>>PENAMPANG LINTASAN
Penampang lintasan adalah penggambaran secara proporsional bentuk jalur lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pendangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk membayangkan bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk di medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan.
Beberapa manfaat penampang lintasan :
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan
2. Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan
3. Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu
4. Untuk
menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter
block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke
penampang.
Langkah-langkah membuat penampang lintasan:
1. Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang runcing, penggaris dan penghapus
2. Buatlah
sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak
dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y
mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter diatas permukaan laut).
Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri
titik tertinggi atau diatasnya.
3. Tempatkan
titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik
tersebut. Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik
lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada
jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya hingga titik akhir.
4. Perubahan
satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan
sat sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun
dan mendatar.
5. Tembahkan keterangan pada tanda-tanda medan
tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas
anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda medan
lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan
skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang
yang telah dibuat.
>>TITIK TRIANGULASI
Selain
dari garis-garis kontur dapat pula diketahui tinggi suatu tempat dengan
pertolongan titik ketinggian, yang dinamakan titik triangulasi, titik
ini adalah suatu titik atau benda yang meruakan pilar atau tonggak yang
menyatakan tinggi mutlak suatu tempat dari permungkaan laut. macam-macam
titik triangulasi:
Titik Primer, 1'.14 titik ketinggian gol. I, No. 14, tinggi 3120 mdpl. 3120
Titik Primer, 1'.14 titik ketinggian gol. I, No. 14, tinggi 3120 mdpl. 3120
Titik Sekunder, S.45, titik ketinggian gol. II, No.45, tinggi 2340 mdpl. 2340
Titik Tersier, 7:15 , titik ketinggian gol.III No. 15, tinggi 975 mdpl 975
Titik Kuarter, Q.20 , titik ketinggian gol.IV No. 20, tinggi 875 mdpl 875
Titik Antara, TP.23 , titik ketinggian Antara, No.23, tinggi 670 mdpl 670
Titik Kedaster, K.131 , titik ketinggian Kedaster, No.I 31, tg 1202 mdpl 7202
Titik kedaster Kuater, K.Q 1212, titikketinggian Kedaster Kuarter, No. 1212, tinggi 1993 mdpl 1993
>>KOMPAS
Merupakan penunjuk arah mata angin dengan ketentuan sudut derajat dari arah utara magnetis bumi. Kompas yang biasa digunakan untuk keperluan navigasi darat adalah kompas bidik dan kompas orienteering.
>>MENGENAL TANDA MEDAN
Kemampuan mengenal tanda medan sangatlah mutlak untuk dikuasai jika kita hendak melakukan navigasi darat. Tanda-tanda medan dapat dijadikan acuan untuk penentuan lokasi dan pengenalan medan supaya arah perjalanan tidak melenceng hingga terjadi hal-hal buruk seperti tersesat. Tanda-tanda medan
dapat dikenali dari bentang alam yang ada di sekitar, misalnya
punggungan, puncak bukit, jalan setapak, jalan raya, sungai, tebing,
muara, delta, anak sungai, pemukiman, daerah tertentu,
G P S
Global Positioning System (GPS) adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang berfungsi dengan baik. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS anatara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.
Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalah sebuah singkatan,
ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh,
seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS). Kumpulan satelit
ini diurus oleh 50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem ini sekitar US$750 juta per tahun, termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan pengembangan.
GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking
adalah teknologi AVL (Automated Vehicle Locater) yang memungkinkan
pengguna untuk melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil dalam
keadaan Real-Time. GPS Tracking memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan
GPS untuk menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya
dalam bentuk peta digital.
>>Cara Kerja
Sistim
ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang
memancarkan sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat penerima. Ada tiga bagian penting dari sistim ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna.
Bagian Kontrol
Seperti
namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada
sedikit diluar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi,
ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal sari satelit diterima oleh
bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi
data lokasi yang tepat dari satelit ini disebut dengan data ephemeris,
yang nantinya akan di kirimkan kepada alat navigasi kita.
Bagian Angkasa
Bagian
ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi,
sekitar 12.000 mil diatas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit ini
diatur sedemikian rupa sehingga alat navigasi setiap saat dapat menerima
paling sedikit sinyal dari empat buah satelit. Sinyal satelit ini dapat
melewati awan, kaca, atau plastik, tetapi tidak dapat melewati gedung
atau gunung. Satelit mempunyai jam atom, dan juga akan memancarkan
informasi ‘waktu/jam’ ini. Data ini dipancarkan dengan kode
‘pseudo-random’. Masing-masing satelit memiliki kodenya sendiri-sendiri.
Nomor kode ini biasanya akan ditampilkan di alat navigasi, maka kita
bisa melakukan identifikasi sinyal satelit yang sedang diterima alat
tersebut. Data ini berguna bagi alat navigasi untuk mengukur jarak
antara alat navigasi dengan satelit, yang akan digunakan untuk mengukur
koordinat lokasi. Kekuatan sinyal satelit juga akan membantu alat dalam
penghitungan. Kekuatan sinyal ini lebih dipengaruhi oleh lokasi satelit,
sebuah alat akan menerima sinyal lebih kuat dari satelit yang berada
tepat diatasnya (bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari ketika
jam 12 siang) dibandingkan dengan satelit yang berada di garis
cakrawala (bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari
terbenam/terbit).
Ada
dua jenis gelombang yang saat ini dipakai untuk alat navigasi berbasis
satelit pada umumnya, yang pertama lebih dikenal dengan sebutan L1 pada
1575.42 MHz. Sinyal L1 ini yang akan diterima oleh alat navigasi.
Satelit juga mengeluarkan gelombang L2 pada frekuensi 1227.6 Mhz.
Gelombang L2 ini digunakan untuk tujuan militer dan bukan untuk umum.
Bagian Pengguna
Bagian
ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit akan memancarkan
data almanak dan ephemeris yang akan diterima oleh alat navigasi secara
teratur. Data almanak berisikan perkiraan lokasi (approximate location)
satelit yang dipancarkan terus menerus oleh satelit. Data ephemeris
dipancarkan oleh satelit, dan valid untuk sekitar 4-6 jam. Untuk
menunjukkan koordinat sebuah titik (dua dimensi), alat navigasi
memerlukan paling sedikit sinyal dari 3 buah satelit. Untuk menunjukkan
data ketinggian sebuah titik (tiga dimensi), diperlukan tambahan sinyal
dari 1 buah satelit lagi.
Dari
sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat
navigasi akan melakukan perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya
adalah koordinat posisi alat tersebut. Makin banyak jumlah sinyal
satelit yang diterima oleh sebuah alat, akan membuat alat tersebut
menghitung koordinat posisinya dengan lebih tepat.
Karena
alat navigasi ini bergantung penuh pada satelit, maka sinyal satelit
menjadi sangat penting. Alat navigasi berbasis satelit ini tidak dapat
bekerja maksimal ketika ada gangguan pada sinyal satelit. Ada banyak hal yang dapat mengurangi kekuatan sinyal satelit:
· Kondisi
geografis, seperti yang diterangkan diatas. Selama kita masih dapat
melihat langit yang cukup luas, alat ini masih dapat berfungsi.
· Hutan. Makin lebat hutannya, maka makin berkurang sinyal yang dapat diterima.
· Air. Jangan berharap dapat menggunakan alat ini ketika menyelam.
· Kaca film mobil, terutama yang mengandung metal.
· Alat-alat elektronik yang dapat mengeluarkan gelombang elektromagnetik.
· Gedung-gedung.
Tidak hanya ketika didalam gedung, berada diantara 2 buah gedung tinggi
juga akan menyebabkan efek seperti berada di dalam lembah.
· Sinyal
yang memantul, misal bila berada diantara gedung-gedung tinggi, dapat
mengacaukan perhitungan alat navigasi sehingga alat navigasi dapat
menunjukkan posisi yang salah atau tidak akurat.
>>DGPS
DGPS
(Differential Global Positioning System) adalah sebuah sistem atau cara
untuk meningkatkan GPS, dengan menggunakan stasiun darat, yang
memancarkan koreksi lokasi. Dengan sistem ini, maka ketika alat navigasi
menerima koreksi dan memasukkannya kedalam perhitungan, maka akurasi
alat navigasi tersebut akan meningkat. Oleh karena menggunakan stasiun
darat, maka sinyal tidak dapat mencakup area yang luas.
Walaupun
mempunyai perbedaan dalam cara kerja, SBAS (Satelite Based Augmentation
System) secara umum dapat dikatakan adalah DGPS yang menggunakan
satelit. Cakupan areanya jauh lebih luas dibandingkan dengan DGPS yang
memakai stasiun darat. Ada
beberapa SBAS yang selama ini dikenal, yaitu WAAS (Wide Area
Augmentation System), EGNOS (European Geostationary Navigation Overlay
Service), dan MSAS (Multi-functional Satellite Augmentation System).
WAAS dikelola oleh Amerika Serikat, EGNOS oleh Uni Eropa, dan MSAS oleh
Jepang. Ketiga system ini saling kompatibel satu dengan lainnya, artinya
alat navigasi yang dapat menggunakan salah satu sistim, akan dapat
menggunakan kedua sistem lainnya juga. Pada saat ini hanya WAAS yang
sudah operasional penuh dan dapat dinikmati oleh pengguna alat navigasi
di dunia. Walaupun begitu, sebuah DGPS dengan stasiun darat yang
berfungsi baik, dapat meningkatkan akurasi melebihi/sama dengan
peningkatan yang dapat dicapai oleh SBAS.
Secara
umum, bisa dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu “real time
(langsung)” dan “Post processing (setelah kegiatan selesai)”. Maksud
dari ‘real time’ adalah alat navigasi yang menggunakan sinyal SBAS
ataupun DGPS secara langsung saat digunakan. Sedangkan ‘post processing’
maksudnya adalah data yang dikumpulkan oleh alat navigasi di proses
ulang dengan menggunakan data dari stasiun darat DGPS. Ada
banyak stasiun darat DGPS diseluruh dunia yang dapat kita pakai untuk
hal ini, baik versi yang gratis maupun berbayar, bahkan kita dapat
langsung menggunakannya melalui internet.
Walaupun
DGPS ataupun SBAS dapat meningkatkan akurasi, tetapi dengan syarat
sinyal yang dipancarkan berisikan koreksi untuk wilayah dimana kita
menggunakan alat navigasi. Bila tidak berisikan koreksi data bagi
wilayah tersebut, tidak akan terjadi peningkatan akurasi.
>>Beberapa pengertian istilah
· Cold & Warm start
Pada
detail spesifikasi alat navigasi, biasanya tertulis waktu yang
diperlukan untuk cold dan warm start. Ketika alat navigasi dimatikan,
alat tersebut masih menyimpan data-data satelit yang ‘terkunci’
sebelumnya. Salah satu data yang tersimpan adalah data ephemeris, dan
data ini masih valid untuk sekitar 4-6 jam (untuk lebih mudah, pakai
acuan waktu 4 jam saja). Ketika dinyalakan kembali, maka alat navigasi
tersebut akan mencari satelit berdasarkan data simpanan. Bila data yang
tersimpan masih dalam kurun waktu tersebut, maka datadata tersebut masih
bisa dipakai oleh alat navigasi untuk mengunci satelit, dan menyebabkan
alat navigasi lebih cepat ‘mengunci’ satelit. Inilah yang disebut “Warm
start”. Ketika data yang tersimpan sudah kadaluwarsa, artinya melebihi
kurun waktu diatas, maka alat navigasi tidak dapat memakainya. Sehingga
alat navigasi harus memulai seluruh proses dari awal, dan menyebabkan
waktu yang diperlukan menjadi lebih lama lagi. Inilah yang disebut “Cold
start”. Seluruh proses ini hanya berlangsung dalam beberapa menit saja.
· Waterproof IPX7
Standard
ini dibuat oleh IEC (International Electrotechnical Commission), angka
pertama menjelaskan testing ketahanan alat terhadap benda padat, dan
angka kedua menjelaskan ketahanan terhadap benda cair (air). Bila alat
hanya diuji terhadap salah satu kondisi (benda padat atau benda cair),
maka huruf ‘X’ ditempatkan pada angka pertama atau kedua.
IP X7 artinya: X menunjukkan alat tersebut tidak diuji terhadap benda padat, sedangkan angka 7 berarti dapat direndam dalam air dengan kedalaman 15 cm – 1 meter (pada situs garmin ditambahkan: selama 30 menit). Keterangan lengkap dapat dilihat pada alamat: http://www.iec.ch.
IP X7 artinya: X menunjukkan alat tersebut tidak diuji terhadap benda padat, sedangkan angka 7 berarti dapat direndam dalam air dengan kedalaman 15 cm – 1 meter (pada situs garmin ditambahkan: selama 30 menit). Keterangan lengkap dapat dilihat pada alamat: http://www.iec.ch.
· RoHS version
Pada
buku manual alat navigasi berbasis satelit, mungkin akan ditemukan
spesifikasi ini. Ini adalah ketentuan yang dibuat oleh Uni Eropa
mengenai batasan penggunaan enam jenis bahan yang berbahaya pada alat
elektronik yang diproduksi setelah 1 Juli 2006. RoHS adalah singkatan
dari Restriction of use of certain Hazardous Substances. Enam jenis
bahan yang dibatasi adalah Cadmium (Cd), Air raksa/mercury (Hg),
hexavalent chromium (Cr (VI)), polybrominated biphenyls (PBBs) and
polybrominated diphenyl ethers (PBDEs) dan timbal/lead (Pb). Semua jenis
bahan ini dapat mengganggu kesehatan manusia, termasuk limbah alat
elektronik yang kita pakai.
· Proposition 65
Ini
adalah sebuah ketentuan yang dibuat oleh pemerintah negara bagian
Kalifornia, Amerika Serikat. Ketentuan ini bertujuan untuk melindungi
penduduk kalifornia dan sumber air minum dari pencemaran bahan
berbahaya. Berdasarkan ketentuan ini, setiap pabrik wajib mencantumkan
peringatan pada produknya, sehingga pengguna dapat membuat keputusan
untuk melindungi dirinya sendiri.
Ada
banyak bahan yang dianggap berbahaya, dan daftar ini bisa berubah
seiring dengan waktu. Sebuah bahan yang dianggap berbahaya dapat dicabut
dari daftar bila dikemudian hari ternyata terbukti tidak berbahaya.
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai daftar bahan yang dianggap
berbahaya, dapat dilihat di http://www.oehha.org/prop65.html atau http://oehha.ca.gov/Prop65/background/p65plain.html
· Geocaching
Istilah ini berasal dari kata ‘Geo’ yang diambil dari geografi, dan ‘caching’ yang diambil dari kegiatan menyimpan/menyembunyikan sesuatu. Geocaching sebenarnya adalah sebuah permainan untuk menemukan ‘harta karun’ tersembunyi dengan menggunakan alat navigasi berbasis satelit.
Istilah ini berasal dari kata ‘Geo’ yang diambil dari geografi, dan ‘caching’ yang diambil dari kegiatan menyimpan/menyembunyikan sesuatu. Geocaching sebenarnya adalah sebuah permainan untuk menemukan ‘harta karun’ tersembunyi dengan menggunakan alat navigasi berbasis satelit.
Kegiatannya
sederhana, pertama sembunyikan beberapa barang kecil (pen, pensil, dan
lain lain) pada beberapa tempat yang terpisah, sedemikian rupa sehingga
tidak mudah terlihat. Catat koordinat masing-masing tempat tersebut.
Lalu beberapa kelompok berusaha menemukan semua barang yang
disembunyikan. Tentunya tidak akan terlalu mudah untuk menemukannya,
karena masing-masing alat memiliki akurasi yang berbeda.
Kegiatan
ini dapat digabungkan dengan aktivitas lainnya, sebagai contoh,
aktivitas membersihkan sampah di taman, atau kegiatan outbound, dan
sebagainya. Beberapa situs di internet mengelola permainan yang
mengambil tempat diseluruh dunia, salah satu contohnya dapat dilihat di http://indogeocachers.wordpress.com
· DOP
Merupakan singkatan dari ‘Dillution of Precision’, berhubungan erat dengan lokasi satelit di angkasa. Nilai DOP didapatkan dari perhitungan matematis, yang menunjukkan ‘tingkat kepercayaan’ perhitungan sebuah lokasi. Ketika satelit-satelit terletak berdekatan, maka nilai DOP akan meningkat, yang menyebabkan akurasi alat navigasi berbasis satelit menjadi berkurang. Ketika satelit-satelit terletak berjauhan, maka nilai DOP akan berkurang sehingga alat navigasi menjadi lebih akurat.
Merupakan singkatan dari ‘Dillution of Precision’, berhubungan erat dengan lokasi satelit di angkasa. Nilai DOP didapatkan dari perhitungan matematis, yang menunjukkan ‘tingkat kepercayaan’ perhitungan sebuah lokasi. Ketika satelit-satelit terletak berdekatan, maka nilai DOP akan meningkat, yang menyebabkan akurasi alat navigasi berbasis satelit menjadi berkurang. Ketika satelit-satelit terletak berjauhan, maka nilai DOP akan berkurang sehingga alat navigasi menjadi lebih akurat.
Bila nilai DOP lebih kecil dari 5 (ada yang mengatakan dibawah 4), maka akurasi yang akan didapatkan cukup akurat. Ada
beberapa nilai akan sering dijumpai, yaitu HDOP (Horizontal Dilution of
Precision), VDOP (Vertical Dilution of Precision), dan PDOP (Positional
Dilution of Precision – posisi tiga dimensi).
· Koordinat lokasi
Sebuah
titik koordinat dapat ditampilkan dengan beberapa format. Masing-masing
pengguna dapat mengatur format ini pada alat navigasi, program
mapsource, ataupun program komputer lainnya. Format ini dapat diatur
dari bagian setting dari masing-masing program/alat navigasi.
Ada beberapa format yang umum digunakan: hddd.ddddd0 ; hddd0mm,mmm’ ; hddd0mm’ss.s”; +ddd,ddddd0. Sehingga sebuah titik dapat ditunjukkan dengan beberapa cara, sebagai contoh: titik S6010.536’ E106049.614’ sama dengan titik S6.175600 E106.826910 sama dengan titik S6010’32.2” E106049’36.9” sama dengan -6.175600 106.826910. Bagian pertama adalah koordinat Latitude, yang diikuti oleh koordinat Longitude atau sering disingkat Lat/Long.
Ada beberapa format yang umum digunakan: hddd.ddddd0 ; hddd0mm,mmm’ ; hddd0mm’ss.s”; +ddd,ddddd0. Sehingga sebuah titik dapat ditunjukkan dengan beberapa cara, sebagai contoh: titik S6010.536’ E106049.614’ sama dengan titik S6.175600 E106.826910 sama dengan titik S6010’32.2” E106049’36.9” sama dengan -6.175600 106.826910. Bagian pertama adalah koordinat Latitude, yang diikuti oleh koordinat Longitude atau sering disingkat Lat/Long.
>>Memilih Alat Navigasi berbasis satelit yang tepat
Banyak
sekali jenis alat navigasi yang disediakan oleh pasar, dari berbagai
macam pabrik hingga berbagai macam fitur yang disediakan. Hal ini bisa
membuat seorang pemula menjadi bingung dalam memilih. Kebutuhan
masing-masing pengguna tidaklah sama, sehingga hanya pengguna yang dapat
menentukan pilihannya. Orang lain hanya dapat memberikan informasi atau
berbagi pengalaman saja.
*Mengapa
Supaya
tidak salah dalam memilih, tanyakan pada diri sendiri ‘Mengapa ingin
membeli alat navigasi berbasis satelit?’. Bila pertanyaan ini belum
terjawab dengan pasti, coba pikirkan kegiatan sehari-hari apa saja yang
mungkin dapat dipermudah dengan kehadiran alat ini. Apakah sering
bepergian, atau memancing, atau mendaki gunung, dan lain-lain. Bentuk
kegiatan berhubungan erat dengan jenis alat yang dibutuhkan. Sebagai
contoh, alat navigasi yang diperuntukkan bagi penggunaan kendaraan
bermotor biasanya tidak dilengkapi dengan kompas, sehingga tidak akan
banyak membantu ketika mendaki gunung atau ketika memancing dilaut.
*Harga
Berapa
besar biaya yang rela dikeluarkan untuk memiliki alat navigasi ini?
Apakah memang diperlukan untuk membeli alat baru atau dapat memakai alat
bekas pakai? Seringkali harga merupakan unsur terpenting ketika
menentukan pilihan. Bila menggunakan sistim A-GPS, maka akan ada biaya
tambahan untuk transfer data.
*Layar Alat Navigasi
Perlu
diingat bahwa telpon genggam atau PDA yang sekarang dimiliki, dapat
digunakan sebagai alat navigasi. Beberapa telpon genggam sudah memiliki
kemampuan navigasi. Disarankan bagi pemula untuk tetap menggunakan
telpon genggam atau PDA yang sudah dimiliki sehingga akan jauh
mengurangi biaya yang diperlukan. Mungkin layar telpon genggam atau PDA
berukuran kecil, tetapi alat navigasi yang beredar dipasaran juga banyak
yang memiliki ukuran layar kecil. Sebagai contoh, seri Etrex produk
Garmin, memiliki layar berukuran 3,3 x 4,3 cm. Apakah memerlukan layar
untuk menampilkan peta? Berapa besar layar yang diinginkan? Apakah
diperlukan layar berwarna? Memang dengan kehadiran layar berwarna akan
menambah kenyamanan dalam menggunakan alat, tetapi juga akan menambah
harga. Periksa juga apakah gambar pada layar dapat dengan mudah dilihat
dibawah sinar matahari. Jangan lupa, makin besar ukuran layar, maka akan
makin rentan pecah ketika digunakan dalam kegiatan.
*Alat terpisah
Banyak
telpon genggam atau PDA yang sudah dilengkapi dengan kemampuan
navigasi. Apakah diperlukan alat terpisah atau dapat menggunakan telpon
genggam? Bagi orang yang jarang sekali keluar kota,
atau jarang sekali melakukan kegiatan outdoor, mungkin menggunakan
telpon genggam yang dilengkapi dengan alat navigasi sudah cukup. Bila
ingin menggunakan telpon genggam atau PDA, periksalah sistim operasinya.
Menurut pengalaman, program Garmin Mobile XT adalah program yang paling
mudah dan nyaman digunakan. Alasan paling utama adalah mudah
mendapatkan peta versi gratis, dan tidak selalu diperlukan biaya
tambahan dari operator telpon selular. Periksa juga apakah telpon
genggam/PDA memiliki koneksi Bluetooth, yang akan diperlukan ketika
menggabungkan dengan Bluetooth GPS. Periksa apakah layar PDA atau telpon
genggam yang dipakai sekarang memiliki ukuran yang nyaman untuk melihat
peta. Bagaimana bila menggunakan sistim A-GPS?
*Kapasitas Penyimpanan
Masing-masing
alat memiliki kapasitas penyimpanan yang berbeda-beda. Kapasitas yang
besar tentunya dapat menampung lebih banyak data. Tetapi tidak semua
pengguna memerlukan hal ini, biasanya diperlukan ketika melakukan
perjalanan jauh atau lama, dimana tidak memungkinkan untuk memindahkan
data kedalam komputer. Tetapi bila alat memiliki slot kartu memori,
dapat digunakan kartu memori yang berukuran besar ataupun menyediakan
memori cadangan. Periksa kapasitas kartu memori yang dapat digunakan
alat tersebut. Periksa juga data apa saja yang dapat disimpan, dan
apakah alat dapat menyimpan Track log, tidak semua alat navigasi dapat
melakukan ini.
*Daya tahan batere
Daya
tahan batere perlu dipertimbangkan bila akan digunakan pada perjalanan
ke daerah yang sulit mendapatkan listrik. Tetapi dapat diatasi dengan
membawa batere cadangan ataupun solar charger (menggunakan matahari).
*Bentuk
Alat
navigasi yang tersedia di pasaran memiliki beragam bentuk. Periksalah
apakah anda menyukai bentuknya. Cobalah untuk memegang alat tersebut,
dan rasakan pegangannya. Alat yang terasa licin atau tidak dapat
dipegang secara mantap, tentunya dapat menimbulkan kesulitan ketika
digunakan dilapangan. Cobalah untuk menekan-nekan tombol yang ada,
apakah mudah dalam penggunaan.
*Tahan air
Apakah
diperlukan alat yang tahan air? Bila tidak akan digunakan untuk
aktivitas outdoor, mungkin fasilitas ini tidak diperlukan. Alat yang
dapat mengapung diatas air mungkin diperlukan bila banyak melakukan
aktivitas yang berhubungan dengan sungai atau laut. Jangan lupa bahwa
kantung plastic juga dapat digunakan untuk melindungi alat dari air.
*Akurasi
*Program dan Peta
Periksalah
program-program apa saja yang disertakan pada paket penjualan, dan
program lain yang dapat digunakan dengan alat navigasi tersebut.
Periksalah apakah harus menggunakan peta yang dijual khusus untuk alat
tersebut atau dapat digunakan peta lainnya. Hingga saat buku ini
ditulis, hanya produk Garmin yang paling mudah untuk mendapatkan peta
versi gratis dan paling banyak program gratis yang tersedia.
*Antena
Dua
jenis antenna yang paling sering dijumpai adalah jenid double helix dan
patch. Dalam penggunaan sehari-hari, sulit sekali dibedakan mana yang
lebih baik. Bertanyalah pada yang sering menggunakan masing-masing
antenna tersebut. Tetapi pertanyaan yang lebih berguna adalah, apakah
diperlukan antenna tambahan. Bila akan digunakan didalam mobil, antenna
tambahan akan sangat bermanfaat, terutama bila mobil dilengkapi dengan
kaca film yang mengandung metal.
*Fasilitas lainnya
Bagaimana dengan beberapa fitur lainnya, apakah memang diperlukan alat navigasi berbasis satelit dengan:
· Routing?
Biasanya alat navigasi yang beredar dipasaran sudah dilengkapi dengan
fitur ini, kecuali jenis tertentu, seperti data logger atau Bluetooth
GPS. Kemampuan routingnya berasal dari program yang terpasang pada
telpon genggam/PDA.
· Tampilan peta tiga dimensi?
· Layar sentuh?
· Kamera?
· Suara?
· Kemampuan radio komunikasi?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas akan mengurangi pilihan alat navigasi berbasis satelit yang dapat dibeli/digunakan, dan akhirnya memberikan beberapa kemungkinan untuk dipilih. Setelah ini, maka hanya anda yang dapat memutuskan alat terbaik bagi anda.
>>Kegunaan
· Militer
GPS
digunakan untuk keperluan perang, seperti menuntun arah bom, atau
mengetahui posisi pasukan berada. Dengan cara ini maka kita bisa
mengetahui mana teman mana lawan untuk menghindari salah target, ataupun
menetukan pergerakan pasukan.
· Navigasi
GPS banyak juga digunakan sebagai alat navigasi seperti kompas.
Beberapa jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS untuk alat bantu
nivigasi, dengan menambahkan peta, maka bisa digunakan untuk memandu
pengendara, sehingga pengendara bisa mengetahui jalur mana yang
sebaiknya dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Untuk
keperluan Sistem Informasi Geografis, GPS sering juga diikutsertakan
dalam pembuatan peta, seperti mengukur jarak perbatasan, ataupun sebagai
referensi pengukuran.
Kegunaan
lain GPS adalah sebagai pelacak kendaraan, dengan bamtuan GPS pemilik
kendaraan/pengelola armada bisa mengetahui ada dimana saja
kendaraannya/aset bergeraknya berada saat ini.
Bahkan
saat ini, GPS dengan ketelitian tinggi bisa digunakan untuk memantau
pergerakan tanah, yang ordenya hanya mm dalam setahun. Pemantauan
pergerakan tanah berguna untuk memperkirakan terjadinya gempa, baik
pergerakan vulkanik ataupun tektonik
>>Sistem lain
Sistem navigasi satelit lainnya yang sedang dikembangkan oleh negara lain adalah:
· Galileo — Sistem yang sedang dikembangkan oleh Uni Eropa, dengan bantuan dari RRC, Israel, India, Moroko, Arab Saudi, Korea Selatan, dan Ukraina.
>>Peranan alat navigasi berbasis satelit pada dunia kesehatan
Peranan
alat navigasi pada dunia kesehatan masyarakat tidak terlepas dari
penggunaan GIS (Geographical Information System), atau istilah umumnya
adalah pemetaan. Bila digunakan pada bidang kesehatan, kedua hal ini
berhubungan erat dengan sistim informasi kesehatan dalam arti luas.
Penggunaannya
dalam dunia kesehatan masyarakat bertujuan untuk membantu memberikan
informasi sehingga para pengambil keputusan dapat melakukan tugasnya
lebih mudah dan akurat. Pengambil keputusan disini tidak selalu berarti
struktur administratif kepemerintahan, tetapi juga dapat berarti
kelompok masyarakat dan individu. Bila pengambil keputusan tidak
menggunakan informasi yang diberikan, maka kegiatan ini hanyalah
membuang waktu, tenaga, dan dana.
Saat
ini, sudah banyak pihak yang menggunakaan alat navigasi berbasis
satelit dan pemetaan dalam merencanakan, memutuskan, melaksanakan, dan
evaluasi program – program berbasis masyarakat. Yang paling sering
memakai adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) baik internasional
maupun nasional, dalam program-program pengendalian bencana. Pemakaian
dibidang kesehatan di Indonesia masih sangat sedikit sekali, dapat dikatakan hampir tidak ada.
Masalah
terbesar adalah biaya dan sumber daya yang tersedia, sehingga jarang
sekali pihak yang tertarik untuk mengembangkannya. Seandainya sudah
tersedia, pengetahuan tentang manfaat informasi yang didapatkan juga
masih meragukan. Pertanyaan yang perlu dijawab adalah: Seberapa
pentingkah manfaat yang didapatkan? Pertanyaan ini menjadi sentral
karena walaupun informasi dari pemetaan tidak tersedia, semua kegiatan
selama ini tetap dapat dilakukan.
Benar,
tanpa informasi dari hasil pemetaanpun, program-program kesehatan
masyarakat dapat dilakukan. Tetapi, bagaimana dengan ‘waktu’ yang
diperlukan untuk mencapai kondisi yang diinginkan? Dan apakah dapat
lebih dipercepat bila keputusan yang diambil lebih tepat sasaran?
Disinilah letak fungsi utama dari sistim informasi kesehatan, sistim ini
seharusnya dapat memberikan informasi yang diperlukan, sehingga para
pengambil keputusan dapat melakukan tugasnya dengan baik. Kesalahan yang
sama tidak perlu diulang lagi diwaktu yang akan datang. Sebagai contoh,
wabah penyakit yang sama tidak diselesaikan dengan cara yang sama dari
tahun ke tahun, sehingga akhirnya menjadi wabah rutin.
Pemetaan
beserta penggunaan alat navigasi berbasis satelit merupakan sebuah
bagian dari keseluruhan sistim informasi kesehatan. Tanpa didukung oleh
bagian-bagian lainnya, maka manfaat yang didapatkan tidak akan maksimal.
Lebih lanjut, bila keputusan yang dibuat tidak ada hubungannya dengan
informasi yang didapatkan, maka fungsi sistim informasi menjadi hilang.
Jenis
informasi yang dapat ditampilkan tergantung pada data yang dimasukkan
kedalam sistim pemetaan ini. Sistim pemetaan ini dapat memadukan data
angka (berupa statistic, hasil survey, laporan bulanan, dan sebagainya)
dari sistim informasi kesehatan dengan peta visual. Sehingga dapat
dilihat secara makro maupun mikro.
Tempat penyedia pelayanan pengobatan penyakit TBC di Negara Zambia. sumber http://www.who.int/health_mapping/resources/en/
Sebagai
contoh, pada gambar disebelah kanan, terlihat gambaran tempat-tempat
penyedia pelayanan pengobatan penyakit TBC di Negara Zambia pada tahun
2004 yang diambil dari materi WHO (World Health Organization). Informasi
yang akan ditampilkan akan menyerupai informasi ini, yang tidak akan
mempunyai arti bila tidak disertai ‘cerita’ dan diikuti dengan analisa.
Misalnya, dari peta ini dapat terlihat bahwa cakupan pelayanan belum
dapat menjangkau seluruh area dengan merata. Informasi ini dapat
digunakan oleh pengambil keputusan untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Cakupan
pemetaan tidak harus dalam area yang luas, tetapi dapat digunakan untuk
area yang kecil, misalnya sebuah desa. Peta pada contoh diatas juga
terdiri dari gabungan area-area yang lebih kecil, yang dapat dipilih
untuk ditampilkan pada layar. Jenis informasi visual seperti diatas
tidaklah mutlak harus tersedia, karena analisa dapat dilakukan dengan
menggunakan angka-angka yang terdapat pada sistim informasi kesehatan.
Jadi,
fungsi utama dari pemetaan diatas adalah untuk memudahkan pengambil
keputusan untuk memperbaiki kondisi yang ada. Dengan hadirnya informasi
visual seperti ini, maka pengguna dapat lebih mudah untuk melihat
situasi dan kondisi yang ada. Langkah selanjutnya tetap berada pada
pengambil keputusan.
WHO
sudah menyediakan program gratis untuk keperluan pemetaan ini, yang
nantinya akan dapat digunakan bersama dengan program survey (juga
gratis) mereka. Program ini dapat diunduh gratis dari http://www.who.int/health_mapping/tools/healthmapper/en/index.html.
Lebih lanjut lagi, pada situs WHO, hasil pemetaan ini dapat disatukan
dengan negara-negara lain secara online. Tentu saja hanya Departemen
Kesehatan Republik Indonesia yang dapat melakukannya untuk wilayah Republik Indonesia. Hasil pemetaan dari seluruh dunia dapat dilihat pada alamat:
Bisa dipelajari nih.. thanks infonya :)
BalasHapussama-sama
Hapus